Jumat, 15 Maret 2013

KASIH DAN KEADILAN ALLAH


KASIH DAN KEADILAN ALLAH
Manusia mati di dalam dosa, itu adalah keadilan Allah; umat pilihan diselamatkan, itu adalah kasih Allah. Bersyukurlah!  (Ayub 8:3)
Konsep pemahaman kasih dan keadilan dalam diri manusia sangatlah berbeda dengan konsep kasih dan keadilan Allah. Sehingga kita sering bertanya: Kalau Allah itu mengasihi mengapa ada neraka? Bila Allah adil mengapa ada yang kaya tetapi ada yang miskin? Kalau Allah itu mengasihi mengapa penderitaan terus menerus harus kita alami? Kalau Allah adil mengapa orang yang berlaku curang hidupnya malah berkelimpahan, sementara orang yang takut akan Tuhan hidupnya berkekurangan? Lalu dimana letak kasih dan keadilan Allah?


Mengapa kita sulit memahami kasih dan keadilan Allah? Ada 2 penyebab mengapa manusia sulit memahami kasih dan keadilan Allah:


1)      Manusia memiliki kasih yang terbatas, sehingga sangat sulit memahami kasih Allah yang tidak terbatas. Kasih manusia yang terbatas tidak dapat menjadi patokan untuk menilai seberapa besar kasih Allah, justru harus sebaliknya. Kasih Allah seharusnya menjadi patokan, dasar tindakan manusia (I Yoh. 4:8, 16).


2)      Bahwa dengan keadilannya yang terbatas pula, manusia (yang sudah cemar oleh dosa), tidak layak menghakimi keadilan Allah yang absolut.

Kasih dan keadilan Allah senantiasa berjalan bersama-sama. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya barang siapa yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh.3:16). “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 6:23) adalah contoh kasih dan keadilan Allah berjalan bersama-sama.


            Saat kita berbuat dosa, maka kita harus menerima konsekuensi hukuman Allah. Tetapi jika kita bertobat dan hidup benar di hadapan Tuhan maka kita akan diampuni dan diberkati. Itu adalah keadilan sekaligus kasih Allah.



            Bagaimana dengan kehidupan kita saat ini? Masihkan kita menganggap semua yang terjadi dalam hidup kita terutama hal-hal yang tidak mengenakkan (sakit, pendeitaan, kemiskinan, dll) adalah wujud ketidak adilan Allah?



Keadilan dan kasih Allah selalu berjalan bersama-sama, hanya saja manusia sulit memahami jika tanpa dilandasi sebuah keyakinan dan iman yang teguh.. Amin!

@ev.lukas istiadi

PENGHARAPAN DALAM PENDERITAAN



PENGHARAPAN DALAM PENDERITAAN
“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai”  (Mazmur 126:5)

Ketika kita sedang mengalami situasi yang sulit, kondisi yang tidak mengenakkan, hidup dalam kesusahan serta menderita, biasanya yang kita lakukan adalah menggerutu, mengeluh, menyalahkan pihak lain, patah semangat. Semua yang kita lihat hanyalah bayang-bayang suram bahkan gelap. Kita sulit untuk bisa melihat seberkas sinar terang dibalik penderitaan yang kita alami. Dalam situasi apapun bahkan ketika semua kita anggap tidak ada jalan keluarnya lagi, sebenarnya kita tetap memiliki pengharapan yang pasti di dalam Tuhan. Mengapa demikian?
1)    Tuhan sanggup melakukan perkara yang besar bagi kita (Mazmur 126:2-3). Untuk itu tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersukacita dalam segala keadaan.
2)    Tuhan sanggup memulihkan keadaan kita, seperti memulihkan batang air (Mazmur 126:4). Jika saat ini kita mengalami kondisi “kering” maka Tuhan sanggup memulihkan untuk mengembalikan mata air berkat agar terus mengalir dalam hidup kita.
3)    Tuhan senantiasa akan memberkati jerih payah dan kerja keras kita. Meskipun saat ini kita harus ‘menabur dengan mencucurkan air mata’ namun janji berkat Tuhan akan mengubah penderitaan menjadi sukacita (Mazmur 126:5).


4)    Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (Roma 8:28). Apapun yang terjadi dengan hidup kita saat ini, yakinlah itu semua dalam kerangka rencana Tuhan bagi kebaikan kita semua.
Saudara terkasih, terkadang ketika kita minta cuaca cerah kepada Tuhan, justru hujan dan badai yang terjadi. Kenapa? Karena melalui hujan dan badai itu Tuhan akan memberikan pelangi yang indah dalam kehidupan kita. Jangan mengeluh menjalani hidup ini. Lakukan semuanya dengan bersandar akan pengharapan dalam Tuhan. Ingat, bahwa Tuhan menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkotbah 3:11). Serahkanlah segala kekuatiran kita kepada Tuhan, melalui doa dan ucapan syukur serta puji-pujian. Maka damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus (Filipi 4:6-7). Amin !
@Ev. lukas istiadi